Laman

Rabu, 09 November 2011

Tentang Hidup


Saya mungkin tidak terlalu tua untuk mengerti arti hidup dan kehidupan, tapi setidaknya melalui artikel ini saya ingin berbagi tentang apa itu hidup dan kehidupan dalam perspektif saya sebagai kaum muda.

Hidup itu Perjuangan
Kata-kata bijak ini memang benar bahwa hidup itu merupakan sebuah perjuangan. Banyak hal yang kita perjuangkan, mulai dari keinginan punya sepeda baru, nilai ujian yang bagus, menemukan jodoh, memiliki pekerjaan yang layak dan sebagainya. Itulah hidup bagi kita.
Kita sering dikecewakan oleh kenyataan hidup. Setelah apa yang kita perjuangkan dan korbankan, ternyata hasil yang kita peroleh tidak memuaskan kita. Akhirnya, kita hanya bisa mengeluh, meratap, dan menyesali semuanya. Banyak diantara kita yang semakin terpuruk dalam frustasi, tapi tidak sedikit yang memaknai apa yang disebut “kegagalan” itu sebagai batu loncatan menuju keberhasilan.
Sulit untuk memahami hikmah dari kegagalan, tapi kita harus tetap berusaha untuk memahaminya secara perlahan. Ingat apa kata guru Pendidikan Agama Islam dan para ustadz dalam beberapa ceramah di mesjid, Allah itu Maha Adil. Kita seharusnya berusaha memegang teguh itu karena yakinlah apapun usaha (ikhtiar) dan do’a kita lambat laun akan ditanggapi oleh Allah. Andaipun kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan, itu semata-mata karena Allah Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang layak kita terima berdasarkan amalan, usaha dan do’a kita.

Evaluasi tentang Hidup
Tidak ada gunanya menyalahkan orang lain atas kegagalan kita dalam hidup. Kegagalan kita terima mungkin karena kita kurang berusaha, kurang berdoa, kurang ikhlas, kurang tawakal, kurang sabar, kurang bersyukur, takabur, ujub dengan segala yang kita anggap kelebihan, atau riya dengan amalan yang telah diperbuat. Coba kita mengingat kembali apa yang telah kita lakukan dalam usaha mencapai keinginan dan harapan kita. Mari kita mengevaluasi setiap keputusan dan pilihan yang kita ambil. Lihat lagi apa kita memang pantas mendapatkan keinginan kita itu atau apa keinginan kita itu merupakan hal yang terbaik untuk kita.
Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah tentang jodoh. Suatu kewajaran bahwa setiap orang berkeinginan untuk mendapatkan pasangan hidup yang beriman, berakhlak, cantik/tampan, dan kaya.
Kita senantiasa berharap agar mendapatka pasangan yang sempurna dengan memenuhi kategori-kategori tersebut seutuhnya. Perlu diingat, apakah kita juga sudah memenuhi kategori-kategori tersebut dan apakah kita sudah cukup sempurna bagi pasangan kita nantinya. Kita tidak bisa memandang permasalahan ini hanya dari sudut pandang diri kita sendiri. Kita juga harus turut merasakan apa yang dirasakan oleh calon pasangan kita nanti. Dengan kata lain, kalau kita menuntut kesempurnaan, kita juga harus siap dituntut untuk sempurna. Caranya adalah dengan membenahi diri kita, lahir dan batin. Syukuri apa yang kita miliki dengan memelihara dengan sebaik-baiknya dan perbaiki apa yang menjadi kekurangan  kita.
Selain itu, untuk kategori beriman dan berakhlak itu memang tidak bisa diabaikan karena kedua hal tersebut yang nantinya akan menghasilkan keluarga yang sakinah. Namun, untuk kategori cantik/tampan dan kaya, saya rasa tidak akan menjamin terwujudnya keluarga yang sakinah sekiranya tidak dibarengi dengan keimanan dan akhlak yang terpuji.
Banyak contoh yang dapat kita lihat di sekitar kita. Seperti halnya seorang istri yang cantik ternyata ketahuan oleh suaminya ketika dia sedang berselingkuh, atau seorang istri yang menyadari kekayaannya berbuat semena-mena terhadap suaminya dengan memandang rendah sang suami. Contoh lain, suami yang sadar akan ketampanannya tega berselingkuh dengan wanita lain atau dengan kekayaannya malah berpoligami tanpa seizin sang istri.
Ketampanan/kecantikan dan kekakyaan tidak selalu menjamin akan membawa kepada kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Bagi sebagian orang malah menambah beban karena kekhawatiran akan dikhianati atau kehilangan harta dan jatuh miskin. Paranoid pada kegagalan yang berupa khayalan semata.
Lain lagi dengan kasus berikut ini, seorang pria yang telah bekerja bertahun-tahun sebagai pegawai kontrak di sebuah perusahaan besar. Dia kecewa pada perusahaan karena dia tidak diangkat menjadi pegawai tetap, sedangkan seorang pemuda yang baru bekerja selama beberapa bulan saja secara tiba-tiba diangkat menjadi pegawai tetap. Ternyata, setelah si bapak mengkonfirmasi ke pihak  perusahaan, dia menyadari bahwa penyebab kegagalannya adalah karena kinerjanya selama ini semakin lama semakin menurun. Bahkan sebenarnya dia berada pada tingkat prioritas untuk menjadi pegawai tetap berdasarkan lama pengabdiannya. Tapi, akibat kelalaiannya beberapa tahun belakangan ini, dia tidak diangkat oleh pihak perusahaan.
Penyesalan pun timbul. Sebelumnya, karena merasa paling senior, sering kali dia mengabaikan tugas yang diberikan. Kadang kala si bapak malah dengan arogannya memerintahkan si pemuda untuk mengerjakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, saat mendengar adanya pengangkatan pegawai kontrak menjadi pegawai tetap, si bapak menjadi takabur karena melihat lama pengabdiannya, dia merasa akan menjadi salah satu orang yang pasti diangkat.
Amanah itu ujian untuk kita. Mungkin di mata manusia apa yang kita lakukan tidak akan terlihat oleh mereka, tapi di hadapan Allah, semua itu akan mempunyai nilainya masing-masing. Kesungguhan dan keikhlasan ikhtiar kita akan dinilai. Kerendahan hati kita akan membuat kita memiliki nilai lebih. Lambat laun Allah juga akan memperlihatkannya kepada manusia yang lain sebagai contoh dan memberikan peluang yang lebih baik kepada kita agar kita lebih bersyukur daripada sebelumnya.


Itulah sekelumit tentang pandangan saya tentang hidup. Hanya sedikit dari hidup yang saya pahami dan dari yang sedikit itu saya mencoba membaginya dengan para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat bagi yang berkenan menerimanya dengan hati yang terbuka dan lapang dada.
Seperti yang dikatakan dalam beberapa makalah dan skripsi, saya juga ingin mengatakan bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan dan saya mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca sekalian.

1 komentar:

  1. well, banyak sebenernya yang bisa dikemukakan ketika berbicara tentang hidup.Hidup itu.. hidup itu.. Tapi setidaknya dari yang "sedikit" ini, bisa memotivasi orang lain lebih banyak. :D
    Great! ^^

    BalasHapus